Subliminal Messages

Subliminal MP3s Powerful Subliminal Messages

SELAMAT DATANG

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA KE SITUS KAMI, SEMOGA BERMANPAAT BAGI ANDA

PTK-IPS

IMPLEMENTASI METODA BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI SD NEGERI SUKAMUKTI I
KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Pengembangan Profesi Jabatan Guru dan Penetapan Angka Kredit (PAK) Kenaikan Pangkat Dari IV/A ke IV/B

IMPLEMENTASI METODA BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI SD NEGERI SUKAMUKTI I
KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Pengembangan Profesi Jabatan Guru dan Penetapan Angka Kredit (PAK) Kenaikan Pangkat Dari IV/A ke IV/B




Oleh :

MUHAMAD YUSUF, S.Pd.
NIP.131 506 701





PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKIJING
SD NEGERI SUKAMUKI I

HALAMAN PENGESAHAN


Implementasi Metoda Belajar Kelompok Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka


Mengetahui/mengesahkan,



Kepala SD Negeri  Sukamukti I Kec.Cikijing Kabupaten Majalengka





J U M E N A, S.Pd.
NIP.131 166 826
Sukamukti,   Januari 2008

Koordinator Perpustakaan
SD Negeri Sukamukti I  Kec.Cikijing Kabupaten Majalengka




T I T I, S.Pd.
NIP.


KATA PENGANTAR


Puji syukur allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis ini.
Penulisan Karya Tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Kenaikan Pangkat ke Golongan IV/b. Dalam penulisan ini, penulis mengambil judul : Implementasi Metoda Belajar Kelompok Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan Karya Tulis ini. Maka dari itu kepada pembaca diharapkan untuk memberi sumbang saran maupun kritik yang bersifat membangun kearah perbaikan.
Juga pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan guru yang telah membantu sampai selesainya Karya Tulis ini dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu persatu atas segala bantuannya dalam penulisan Karya Tulis ini.
Penulis berharap semoga Allah Swt. memberikan balasan yang berlipat ganda kepada mereka yang telah membantu.. Akhir kata penulis mengharapkan kepada yang membaca agar bersedia memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan dan peningkatan mutu Karya Tulis ini serta mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin Yarobal Alamin.


Sukamukti,   Januari 2008
Penulis,


DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI                                                                                                         ......          iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ .... v
BAB I      PENDAHULUAN
                 A.   Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
                 B.    Rumusan Masalah............................................................................... 3
                 C.    Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
                 D.   Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
                 E.    Definisi Operasional........................................................................... 5
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
                 A.   Pengertian IPS di Sekolah Dasar........................................................ 7
                 B.    Pengertian Belajar Secara Berkelompok ............................................ 9
                 C.    Pembelajaran IPS Melalui Metoda Belajar Secara Berkelompok .... 11
                 D.   Evaluasi Pembelajaran IPS Model Belajar Secara Berkelompok...... 13
                 E.    Cara Belajar Siswa Aktif dalam kegiatan Belajar Mengajar............. 14
                 F.    Pokok Bahasan Globalisasi............................................................... 18
BAB III   METODE PENELITIAN
                 A.   Disain Penelitian .............................................................................. 20
                 B.    Alasan Penggunaan penelitian Tindakan Kelas................................ 21
                 C.    Populasi dan Sampel Penelitian........................................................ 22
                 D.   Alur Penelitian ................................................................................. 23
                        1.    Observasi Awal.......................................................................... 23
                        2.    Identifikasi Masalah.................................................................. 24
                        3.    Membuat Rencana Tindakan..................................................... 24
                        4.    Menyusun Instrumen dan Validasi............................................ 28
                        5.    Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan.................................... 33
                        6.    Refleksi...................................................................................... 33
BAB IV   HASIL PENELITIAN
                 A.   Gambaran Umum.............................................................................. 34
                 B.    Perencanaan Tindakan ..................................................................... 36
                 C.    Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 37
                 D.   Hasil Penelitian ................................................................................ 43
BAB V    KESIMPULAN DAN SARAN
                 A.   Kesimpulan ...................................................................................... 50
                 B.    Saran ................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL


Tabel 1     Instrumen Observasi Aktivitas Belajar siswa pada pelaksanaan Tindakan            33
Tabel 2     Prosentasi Hasil Kerja Kelompok Dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan I                 39
Tabel 3     Prosentasi Hasil Kerja Kelompok Dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan II                42
Tabel 4     Prosentasi Jawaban Siswa Terhadap Daftar Cek Pada Siklus I dan Siklus II                   44
Tabel 5     Prosentasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II............... 47
Tabel 6     Prosentasi Perolehan Nilai Hasi1 Belajar Pada Siklus I dan siklus II...... 48
                

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang Masalah
Fungsi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar adalah untuk mengembangkan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial serta wawasan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan mas dunia di masa lampau dan masa kini. Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk mengambil akan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa memilki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta kepada tanah air (GBPP Kurikulum Pendidikan Dasar, 1999).
Pencapaian fungsi dan tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah menjadi penting untuk dapat dilaksankan oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran fungsi dan tujuan tadi sebagaimana dijelaskan dalam GBPP IPS Sekolah Dasar Tahun 1999 sebagai berikut :
Bahan kajian IPS SD diorganisasikan mulai dari bagian pelajaran yang dekat dan sederhana di sekitar anak ke yang lebih luas dan kompleks.... Tujuan merupakan tolak ukur pengalaman belajar yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok bahasan....... Dalam pelaksanaan kegiatan Belajar mengajar (KBM) guru baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dansosial serta sesuai dengan tingkat perkembangan Sekolah Dasar (h. 122-123)

Akan tetapi karena bahan belajar IPS yang cakupannya beragam dan luas serta tuntutan kurikulum yang sarat dengan muatan yang harus disampaikan kepada siswa dengan lokasi waktu yang terbatas, guru mengalami kesulitan dalam menyajikan bahan ajar IPS dengan baik, menarik, dan menantang minat belajar siswa, pada akhirnya pembelajaran IPS yang dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I adalah dengan melakukan pembelajaran untuk dapat mengejar target.
Tuntutan kurikulum dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber IPS Kelas VI yang tersedia. Metode mengajar yang selama ini dirasakan kurang cocok untuk menyampaikan materi ceramah sehingga upaya untuk dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS masih kurang.
Perhatian orang tua siswa terhadap sekolah khususnya orang tua siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I dirasakan kurang. Akibat kurang perhatian orang tua siswa ini ditunjukan dengan banyaknya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah" (PR) dari mata pelajaran yang ada, lebih-lebih terhadap mata pelajaran IPS yang memang "budaya belajar" siswa terhadap mata pelajaran ini sangat rendah. "Sering terdengar pengajaran IPS merupakan pelajaran yang kurang populer dl kalangan anak-anak" (Djoko Suradisastra, 1993:63). Kekurang populeran pelajaran IPS di kalangan siswa antara lain disebabkan (1) hampir sebagian besar orang tua lebih mementingkan baca, tulis dan hitung saja sementara mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran kelas dua sehingga mau tidak mau sikap orang tua seperti ini akan mempengaruhi pelajaran minat siswa terhadap mata pelajaran ini., (2) sifat dari mata pelajaran baca, tulis dan hitung lebih bersifat tegas dan pasti sementara mata pelajaran IPS tidaklah demikian, (3) banyak bahan pelajarannya telah diketahui oleh para siswa di luar buku pelajaran.
Sementara itu alat tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap mata-mata pelajaran yang diajarkan sering kali hanya mengukur kemampuan pengetahuan siswa. Demikian pula mata pelajarm IPS alat tes yang digunakan hanya melulu menekankan kepada kemampuan siswa sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS di Kelas VI SD Negeri Genteng I yang dilakukan oleh guru berusaha untuk membekali siswa-siswanya dengan bekal pengetahuan yang berupaya untuk bisa menjawab soal tes.
Dengan permasalahan yang digambarkan di atas, salah satu metode belajar mengajar yang dianggap dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar IPS di antaranya adalah metode belajar secara berkelompok. Sebab dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar IPS akan dirasakan berkesan dan bermakna sekaligus dapat mendorong siswa belajar lebih lanjut, melalui belajar secara berkelompok siswa dapat belajar untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah secara bergotong royong bahu membahu dalam mencapai tujuan.
Kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode belajar secara berkelompok dipandang sebagai pengalaman belajar yang mengarahkan siswa kepada prestasi siswa yang tinggi. Lingkungan belajar dengan interaksi yang multi proses akan sangat potensial untuk dapat membimbing siswa dalam pengembangannya. Namun demikian, dalam situasi pembelajaran bentuk apapun, pengembangan kemampuan siswa akan bisa terkembangkan apabila guru meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru harus menjadi mediator dan fasilitator yang baik sehingga proses pembelajaran yang sudah dirancang akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dalam belajar secara berkelompok siswa diarahkan agar mengembangkan sika-sikap untuk pencapaian akademik yang tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap materi yang dipelajari, bahwa belajar itu menyenangkan. pengembangan keterampilan kepemimpinan, mendorong sikap-sikap yang positif. mendorong kepercayaan diri, pengembangan rasa memiliki, dan mendorong saling menghargai satu sama lain.
Dalam Penelitian tindakan kelas ini akan dicoba diterapkan metoda belajar secara berkelompok dalam kegiatan belajar mengajar IPS di Kelas VI SD Negeri Genteng I melalui tindakan-tindakan pembelajaran yang terlebih dahulu dirancang sebelum melakukan tindakan tersebut.

B.   Rumusan Masalah.
Masalah penelitian yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan metode belajar secara berkelompok dalam melibatkan siswa dengan kegiatan belajar mengajar IPS di Kelas VI SD Negeri Genteng I membantu melakukan kegiatan, nunusan masalahnya diperinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.  Bagaimanakah siswa memilih atau menentukan teman dalam membentuk kelompok belajarnya ?
2.  Keterampilan-keterampilan apa sajakab yang dikembangkan ketika siswa belajar bersama dalam kelompoknya ?
3.  Bagaimanakah metode belajar secara berkelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Genteng I ?
4.  Apakah metode belajar secara berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Genteng I.

C.   Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang metoda belajar secara berkelompok dalam upaya untuk melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS yang diusahakan dan diciptakan guru. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang bagaimana siswa memilih atau menentukan teman dalam membentuk kelompok belajarnya;
2.  untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang keterampilan-keterampilan apa saja yang dikembangkan ketika siswa belajar bersama dalam kelompoknya;
3.  untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang sejauh mana metoda belajar secara berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I;
4.  untuk memenuhi salah satu syarat dalam usulan Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional Guru dari Golongan IVa ke golongan IVb.

D.   Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan dan memiliki manfaat dalam meningkatkan proses belajar mengajar mata pelajaran IPS antara lain sebagai berikut :
1.  Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar IPS di Sekolah Dasar yang diselenggarakan khususnya bagi guru.
2.  Untuk memberikan pengalaman kepada siswa bahwa belajar IPS itu tidak membosankan tetapi menyenangkan sehingga tumbuh minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.
3.  Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan yang positif bagi sekolah sehingga sekolah dapat meningkatkan mutu lulusannya.
4.  Dapat memberikan masukan dalam upaya untuk mengaktifkan pembinaan dan pengelolaan pembelajaran IPS dalam pelaksanaan pendidikan di Sekolah Dasar
"Melalui metoda belajar secara berkelompok siswa difasilitasi dan didorong untuk belajar secara aktif dalam kelompok sehingga siswa akan terlibat secara aktif dengan kegiatan belajar mengajar IPS".

E.   Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini karena itu, penulis akan mendefinisikan secara operasional istilah-istilah tersebut sebagai berikut : Penerapan adalah "hal (perbuatan dan sebagainya) mempergunakan sesuatu". Berdasarkan penjelasan ini, yang dimaksud dengan Penerapan adalah suatu kegiatan mempergimakan sesuatu (kamus umum Bahasa Indonesia (1985:33).
Metode belajar secara berkelompok adalah metode mengajar dengan mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan atau membahas tugas yang dibebankan kepada kelompok tersebut. Menurut Moedjiono (Johar Permana dan Mulyani Sumantri, 1999 : 148) disebutkan bahwa metode ini "Menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Meningkatkan aktivitas belajar berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985:1078) dijelaskan bahwa meningkatkan adalah "menaikan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi, mempertebal". Sementara aktivitas, menurut Kamus Umum bahasa Indonesia (1985 :26), adalah "Kegiatan, kesibukan". Sedangkan pengertian belajar menurut pendapat Morgan dkk. (Johar Permana dan Mulyani Sumantri 1999:15) dijelaskan bahwa belajar merupakan "setiap pembahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman". Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dijelaskan ini, maka yang dimaksud dengan meningkatkan aktivitas belajar dalam judul penelitian ini adalah menaikan atau mempertinggi kegiatan atau kesibukan belajar siswa.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan atas bahan kajian Geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.   Pengerian IPS di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. IPS adalah "mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan “sejarah" (Depdikbud, 1994 : 15). " Ilmu Pengetahuan Sosial " (IPS) berasal dari pada kata yang dianggap paling cocok untuk kata "Social Studies". National Council for Social Studies di Amerika Serikat mendifinisikan seperti itu.
IPS adalah sebuah mata pelajaran dasar kurikulum sekolah (TK s.d SMU) yang merupakan (1) mengambil tujuannya dari sifat kewarga negaraan suatu masyarakat yang demokratis yang berhubungan erat dengan bangsa-bangsa dan orang orang di dunia; (2) mengambil sebagian besar konten meteri pelajarannya dari sejarah, ilmu-ilmu sosial, dan (3) diajarkan dengan cara mereflesikan kesadaran pribadi, sosial dan ilmu pengalaman kultural dan perkembangan siswa. (h.26)

Fungsi mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia dimasa lampau dan masa kini.
Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta kepada tanah air (GBPP Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994).
Dua bidang kajian pokok IPS di SMP, menurut GBPP Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1999, adalah (1) pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial dan ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan ; dan (2) sejarah akan tetapi, Hunkin et al., 1982 Welton dan Mallan, l988; Marker dan Mehlinger, 1992; dan Skeel, 1994 menjelaskan bahwa isi materi IPS pada umumnya diambil dari disiplin ilmu yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ilmu politik, antropologi, sosiologi, psikologis, dan berbagai macam spesialisasi lainnya.
Di Sekolah Dasar dan sekolah menengah, menurut Welton dan Millan (1989) IPS digabungakan dari berbagai disiplin ilmu sosial ke dalam satu mata pelajaran yang di sebut "IPS" atau "Social Studies". Penggabungan ini dimaksudkan untuk membantu siswa bisa melihat hubungan satu sama lain dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dalam IPS. Sebab hubungan ihi dianggap oleh siswa siswa kurang jelas bila setiap disiplin yang dikemukakan di atas diajarkan secara terpisah.
Marker dan Mehlinger (1992: 831) menjelaskan bahwa :
IPS bukan sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, atau apapun namanya. Tujuan mata pelajaran IPS adalah untuk memberikan siswa pengetahuan, nilai-nilai keterampilan, dan pengalaman yang mereka butuhkan untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif. Kurikulum K-12 (TK s.d SMU) yang dirancang harus diarahkan kepada tujuan ini. Tentunya, siswa harus mempelajari semua disiplin ilmu yang telah ditentukan oleh pakar. IPS adalah inter disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan sendiri.

Meskipun isi materi IPS dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, akan tetapi tujuan dan maksud IPS dengan ilmu sosial adalah berbeda. Hunkin et al. (1982) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Tujuan utama ilmu-ilmu sosial adalah untuk menghasilkan pengetahuan yang baru dan untuk menguji pengetahuan yang sudah ada tentang diri kita sebagai manusia.
Akan tetapi pendidik mata pelajaran IPS tidak memperdulikan dengan menghasilkan ilmu sosial baru. Tujuan mereka adalah memberikan siswa sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi di masyarakat tingkat lokal, nasional dan masyarakat dunia. IPS secara nyata mempelajari tentang diri kita sendiri dan yang lainnya dan bagaimana kita berhubungan dengan orang dan dengan lingkungan.

Skeel (1994) menjelaskan bahwa IPS atau social studies dalam kurikulum sekolah dirancang untuk membekali anak didik menjadi "warga negara yang baik". Selanjutnya Skeel (1994) berkomentar sebagai berikut:
IPS adalah cakupan kurikulum yang dimaksudkan untuk meperkenalkan siswa dengan lingkungan mereka dan hubungan antar manusia sehingga mereka menjadi "warga negara yang baik". Konten IPS dambil dari sejarah dan ilmu-ilmu sosial .
Tujuan-tujuan yang diprogramkan untuk IPS di Sekolah Dasar adalah untuk membantu siswa dalam perkembangan konsep diri sendiri yang baik, membantu siswa mengenal dan menghargai masyarakat global yang multi budaya; lebih memperdalam proses sosialisasi-sosial, ekonomi, dan politik; memberikan pengtahuan masa lalu dan masa kini sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, dan mendorong peranan partisifasi aktif di masyarakat. (h.5572-5573).


B.   Pengertian Belajar Secara Berkelompok
Belajar secara berkelompok adalah metode mengajar dengan mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan atau membahas tugas yang dibebankan kepada kelompok tersebut. Menurut Moedjiono (Johar Permana dan Mulyani Sumantri, 1999:148) disebutkan bahwa metode ini "menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama''. Belajar bersama dalam kelompok menekankan kepada lingkungan belajar untuk bekerja sama dalam mendorong interaksi antar siswa sehingga para siswa akan dapat saling memahami dan saling menghargai satu sama lain dalam hal pandangan-pandangan atau gagasan-gagasan terhadap suatu topik pembelajaran yang akan atau sedang dibelajarkan oleh guru.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru ketika menerapkan metode belajar secara bersama dalan kelompok mempunyai peluang untuk dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga pembelajaran macam ini akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Melalui kegiatan belajar secara bersama dalam berkelompok, siswa dapat belajar lebih kreatif dalam menemukan dan memecahkan masalah. Siswa memahami bahwa melalui kerja sama dalam kelompok akan diperoleh banyak ide dan gagasan untuk dipertimbangkan. Melalui belajar secara bersama dalam kelompok siswa akan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran dengan metode belajar secara bersama dalam kelompok merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut kemampuan berfikir dan kemampuan memberikan umpan balik terhadap masalah yang dibahas secara bersama dalam kelompok. Aktivitas dalam kerjasama tampak bila dua atau lebih anggota dalam kelompok belajar secara bersama untuk mencapai tujuan. Dua elemen penting dalam kegiatan belajar secara bersama adalah kesamaan tujuan dan sikap saling tergantung antar anggota dalam kelompok tersebut.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru melalui metode belajar secara bersama dalam kelompok, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan bekerja secara dalam empat bidang kemampuan, yakni (1) kemampuan membentuk kelompok, (2) kemampuan bekerja bersama dalam kelompok, (3) kemampuan memecahkan masalah sebagai anggota kelompok belajar meliputi kemampuan mendefinisikan masalah, curah pendapat, mengklarifikasi ide, mengkonfirmasikan ide, mengorganisasikan informasi, (4) kemampum memahami serta menerima perbedaan mencakup kemampuan menerima negosiasi dan pendapat orang lain atau melihat mesalah dari sudut pandang yang berbeda.
Kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode belajar secara bersama dalam kelompok dipandang sebagai pengalaman belajar yang mengarahkan siswa kepada prestasi siswa yang tinggi. Lingkungan belajar dengan interaksi yang multi proses akan sangat potensial untuk dapat membimbing siswa dalvn mengembangkannya. Namun demikian, dalam situasi pembelajaran bentuk apapun, pengembangan kemampuan siswa akan bisa terkembangkan apabila guru meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui penerapan metode belajar secara bersama dalam kelompok guru harus menjadi mediator yang baik sehingga proses pembelajaran yang sudah dirancang akan terlaksana dengan baik pula. Oleh karena itu, dalam belajar secara bersama dalam kelompok siswa diarahkan agar mengmbangkan sikap-sikap untuk pencapaian akademik yang tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap materi yang dipelajari, bahwa belajar itu menyenangkan, pengembangan keterampilan kepemimpinan, mendorong sikap-sikap yang positif, mendorong kepercayaan diri, pengembangan rasa memiliki, dan mendorong mutual respect (Johnson dan Johnson, 1990).

C.   Pembelajaran IPS Melalui Metoda Belajar Secara Berkelompok
Pembelajaran dengan menerapkan metode belajar secara bersama dengan membentuk kelompok-kelompok kecil di SD masih merupakan suatu dilema terutama dirasakan oleh guru-guru yang masih kurang terampil dalam menggunakan metode dan teknik belajar semacam ini. Siswapun akan merasakan bahwa pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil yang terapkan guru bukan merupakan pembelajaran yang sebenarnya. Para siswa pada umumnya masih menyangka bahwa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil ini adalah suatu pembelajaran yang harus berlangsung untuk menunggu pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan metode ceramah. Padahal metode pembelajaran yang sama dalam kelompok-kelompok kecil seperti ini merupakan metode pembelajaran yang mempunyai kekuatan yang efektif untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sulit bahkan tak mungkin bagi guru untuk belajar secara bersama satu sama lain apabila siswa hanya belajar secara klasikal saja. Lagi pula dalam pembelajaran yang bersifat klasikal hampir tak mungkin siswa dapat mengutarakan pendapat dan opininya kepada teman yang lainnya. Siswa yang terlibat diskusi dalam suatu pembelajaran klasikal harus menunggu lama untuk mendapatkan kesempatan berbicara (Welton dan Millan, 1988).
Pembelajaran IPS melalui penerapan metode belajar secara bersama mencakup hal-hal perkembangan kosep diri siswa, membantu siswa dalam mengenal dan menghargai masyarakat global yang multi budaya; lebih memperdalam proses sosialisasi-sosialisasi ekonomis, dan politik; memberikan pengetahuan masa lalu dan masa kini sebagai dasar untuk pembuatan keputusan; dan mendorong peranan partisipasi aktif di masyarakat yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa yang bisa dicapai melalui belajar secara bersama dalam kelompok.
Penerapan metode belajar secara bersama dalam kelompok menuntut guru untuk dapat mengelompokan siswa secara arif dan bijaksana serta profesional yang didasarkan kepada : (1) fasilitas yang tersedia untuk mendukung terlaksananya belajar secara bersama dalam kelompok, (2) perbedaan individual setiap siswa dalam hal minat belajar dan kemampuan belajarnya, (3) jenis tugas dan pekerjaan yang dibebankan, (4) wilayah tempat tinggal siswa, (5) jenis kelamin, (6) memperbesar partisipasi siswa dalam kelompok, dan (7) berdasar pada random (Johar Permana dan Mulyani Sumantri, 1999).
Pembagian kelompok siswa dalam memilih anggota-anggotanya sebaiknya didasarkan atas kebervariasian atau heterogen dalam hal kemampuan belajar maupun jenis kelamin siswa agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik sehingga tidak terkesan berat sebelah dengan adanya kelompok yang kuat dan kelompok yang lemah.
Tujuan penerapan metode belajar secara bersama dalam kelompok menurut Moejiono (Permana dan Sumantri, 1999) adalah untuk; (1) memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama para siswa, (2) meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan inteletual siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru dan (3) Meningkatkan perhatian kepada proses dan hasil dari kegiatan belajar mengajar secara berimbang dan profesional. Sementara itu, alasan yang melatar belakangi mengapa metode belajar secara bersama dalam kelompok perlu diterapkan dalam pembelajaran dan bahwa (1) siswa dapat bekerja secara bersama dengan anggotanya dalam satu kesatuan tugas, (2) agar siswa dapat mengembangkan kekuatan dalam mencari dan menemukan bahan untuk menyelesaikan dan melaksanakan tugas yang dibebankan tersebut, dan (3) agar siswa dapat beraktivitas secara aktif dalam belajarnya.
Penerapan metode belajar secara bersama dalam kelompok memiliki peluang untuk dapat membuat siswa terlibat aktif dalam mencari bahan untuk menyelesaikan beban tugas yang menjadi tanggung jawab kelompoknya. Selain itu dengan menerapkan metode belajar bersama dalam kelompok dapat berpeluang lagi siswa untuk saling menggalang kerjasama kekompakan kelompoknya. Pengembangan kepemimpinan siswa dan keterampilan berdiskusi dalam proses kelompok merupakan kekuatan penerapan metode ini bagi siswa. Sementara itu penerapan metode belajar secara bersama dalam kelompok memiliki kekurangan bagi siswa yang kurang aktif sehingga siswa tadi kurang berperan dalam kelompoknya sementara siswa yang aktif dapat berperan dalam kelompoknya.

D.   Evaluasi Pembelajaran IPS Model Belajar Secara Berkelompok
Evaluasi atau penialian adalab suatu proses yang sistematik untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan efisiensi suatu program yang dijalankan .
Program yang berkelanjutan dan berulang-ulang dalam pelaksanaanya jelas membutuhkan adanya evaluasi untuk mengetahui efisien atau tidaknya suatu program tersebut. Dengan adanya evaluasi akan dapat diketahui apakah tujuan telah tercapai atau belum. Apabila tujuan telah tercapai dengan baik dengan waktu, daya dan dana yang sesuai dengan program yang telah dirancang, maka dapat dikatakan program tersebut telah berhasil (Ischak, 1996).
Dalam kegiatan belajar mengajar yang melaksanakan evaluasi terahadap kegiatan belajar mengajar tersebut adalah guru. Evaluasi diperlukan oleh guru untuk dapat memperbaiki atau menyempurnakan kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan karena guru selalu berinteraksi dengan siswa sehingga guru yang paling mengetahui dan menghayati permasalahan yang dihadapi siswa-siswanya untuk dicarikan upaya menanganinya.
Prestasi belajar siswa sebagai basil dari kegiatan belajar mengajar dapat diukur melalui alat ukur yang disebut tes. Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang dites (siswa). Dalam tes, tingkat kemampuan siswa dalamn hal menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan guru diukur tingkat keberhasilannya.
Dalam rangka mendapatkan hasil penelitian yang optimal dan akurat, kegiatan evaluasi hendaknya didasarkan pada prinsip integral, prinsip berkesinambungan, dan prinsip obyektif. Dengan demikian evaluasi akan menjadi utuh dan menyeluruh menyangkut perilaku, sikap, dan kreativitas siswa seeara berencana, terus-menerus dan bertahap untuk dapat memperoleh gambaran perkembangan tingkah laku siswa sebagai basil dari kegiatan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Agar obyektif maka haruslah digunakan alat ukur yang baik dan dilaksanakan secara obyektif sehingga dapat menggambarkan dengan tepat kemampuan yang diukur.
Evaluasi di Sekolah Dasar didasarkan pada interaksi antara dua pendekatan yaitu pendekatan yang berorientasi pasa proses dan yang berorientasi pada produk (Numan Sumantri, 1991). Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran IPS juga berupa evaluasi proses dan produk. Bentuk produk dalam hal ini adalah laporan hasil kerja sama dalam kelompok siswa.

E.   Cara Belajar Siswa Aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dalam kegiatan belajar mengajar maknanya sama dengan Student Active Learning (SAL) yang merupakan konsekuensi logis dari suatu pengajaran. Dalam suatu Kegiatan belajar mengajar hampir tidak mungkin tanpa terjadi adanya keaktifan siswa dalam belajar, tetapi kadar atau bobot keaktifan tergantung aktivitas belajar siswanya. Ada keaktifan belajar siswa yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah.
Apabila dibuat rentang skala dari 0 sampai dengan 10, maka keaktifan belajar siswa tadi berada pada skala 1 sampai dengan 10, tidak ada keaktifan belajar siswa yang berskala 0. CBSA pada dasarnya merupakan usaha untuk meningkatkan atau mempertinggi aktivitas belajar siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar (Nana Sujana dan Daeng Arifin, 1988).
CBSA dalam kegiatan belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek didik untuk terlibat aktif secara intelektual dan secara emosional sehingga belajar yang difasilitasi dan berpartisipasi dan berperan aktif dalam melakukan kegiatan belajar yang difasilitasi dan didorong oleh guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Dalam CBSA siswa dipandang sebagai obyek sekaligus sebagai subyek dalam melakukan aktivitas atau kegiatan belajarnya sementara guru melakukan upaya dalam mengajarnya untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar secara optimal. Dengan demikian CBSA merupakan suatu taktik atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa dalam belajar sehingga siswa mampu melakukan aktivittas dan prilakunya dalam belajar secara efektif dan efisien.
Menurut Nana Sujana dan Daeng Arifin (1988), indikator cara kerja belajar mengajar aktif dalam suatu kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari segi : (1) siswa, (2) guru, (3) program, (4) situasi belajar, (5) Sarana belajar.
Dari sudut pandang CBSA dapat dilihal kegiatan dan akrtivitas siswa dalam hal :
   Keinginan dan keberanian untuk menampilkan minat kebutuhannya
   Keinginan dan keberanian untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan proses dan kelanjutan belajar.
   Kekreatifan untuk menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai suatu keberhasilan
   Keleluasaan dalam melakukan aktivitas belajar tanpa tekanan dari guru

Sementara dari sudut pandang guru, CBSA dapat dilihal dari kegiatan atau aktivitas guru dalam hal :
   Mendrong dan membina gairah dan keaktifan siswa dalam belajar
   Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keinginannya.
   Menggunakan berbagai jenis metode dan media mengajar.

Dari sudut pandang program, CBSA dapat dilihal dari :

   Tujuan, konsep dan isi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa
   Kejelasan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa
   Kelengkapan bahan pelajaran yang mengandung fakta, konsep dan keterampilan

Dari sudut pandang situasi belajar, CBSA dapat dilihal dari :

   Hubungan yang harmonis dan erat antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan guru dengan guru serta dengan unsur pimpinan
   Kegairahan dan kegembiraan belajar siswa dalam mendorong motivasi dan keleluasan untuk mengembangkan cara belajarnya masing-masing.

Sedangkan dari sudut pandang sarana belajar, CBSA dapat dilihat dari :

   Ketersediaan sumber belajar bagi siswa
   Keleluasaan dalam melakukan kegiatan belajar dengan waktu yang fleksibel
   Kelengkapan jenis media pengajaran
   Keleluasaan kegiatan belajar siswa yang tidak terbatas di dalam kelas saja.

Raka Joni (1979) dalam Sujana dan Daeng Arifin (1988) mengemukakan alasan perlunya CBSA dalam suatu kegiatan belajar mengajar dengan didasarkan atas asumsi : (1) pendidikan yang memanusiakan manusia atau membudayakan manusia; (2) siswa merupakan manusia yang memiliki potensi untuk berkembang, memiliki kemampuan yang berbeda, insan yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya, dan memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya; (3) guru bertanggung jawab untuk tercapainya hasil belajar siswa; (4) proses pengajaran dilaksanakan sebagai suatu sistem terjadinya interaksi dengan siswa dengan lingkungan yang diatur oleh guru, menggunakan metode dan tehnik yang tepat dan berdaya guna, menekan pada proses dan hasil secara seimbang, dan adanya kegiatan siswa belajar secara optimal.
CBSA penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar harus tercermin dalam satuan pelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru yang akan menerapkan CBSA harus memikirkan hal apa saja yang akan dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas serta menuangkan secara tertulis dalam satuan pelajaran yang memuat tujuan pembelajaran khusus (TPK) dan cara pencapaian tujuan tersebut dengan peluang yang menuntut kegiatan belajar siswa yang optimal. Bahan pelajaran harus menantang siswa untuk aktif mempelajarinya, sementara kegiatan belajar siswa ditetapkan secara sistematik yang mencerminkan adanya kegiatan belajar bersama, kegiatan kelompok dan kegiatan individu. Sementara itu, prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar, menurut Conny Semiawan dkk (1985), adalah bahwa hendaknya guru menerapkan pembelajaran yang menantang dan merangsang daya cipta siswa untuk menemukan dan mengesankan dengan berpatokan pada : (a) motivasi, (b) latar atau konteks, (c) keterarahan pada titik fokus tertentu, (d) hubungan sosial, (e) belajar sambil melakukan, (f) perbedaan, (g) penemuan, dan (h) pemecahan masalah.
Penerapan CBSA adalah melaksanakan satuan pelajaran yang telah dibuat sebelumnya yang tentunya mencrminkan pemikiran-pemikiran kegiatan guru dan siswa dengan bahan dan alat yang dapat mendorong aktivitas siswa secara aktif Rencana yang sudah tertuang dalam satuan pelajaran guru memfasilitasi siswa belajar secara aktif dalam kegiatan belajar yang nyata. Beberapa ciri yang seyogyanya tampak dalam penerapan CBSA, yakni : (1) situasi kelas menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bebas tapi terkendali, (2) guru tidak mendominasi kelas tetapi banyak memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpikir, (3) guru menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh siswa, (4) kegiatan belajar siswa berpariasi, adanya kegiatan belajar bersama, kelompok, dan individu yang diatur secara sistematik dan terencana, (5) hubungan siswa dan guru yang harmonis dan menyenangkan, (6) situasi dan kondisi kelas yang sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan, (7) menekankan pada hasil dan proses belajar yang dicapai dan dilakukan siswa, (8) adanya keberanian siswa dalam mengajukan pendapat, (9) guru menghargai pendapat siswa baik yang benar ataupun yang salah.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang merupakan CBSA hendaknya memperhatikan prinsip yang dapat mendorong siswa melakukan kegiatan belajar yang optimal. Prinsip yang dapat menumbuhkan dan mendorong siswa untuk belajar secara aktif yakni : (1) stimulus belajar yang berupa pengulangan untuk membantu siswa memperkuat pemahamnnya dan siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan guru tadi, (2) perhatian dan motivasi belajar siswa perlu diperhatikan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, (3) respon yang dipelajari siswa harus menunjang tercapainya tujuan instruksional dengan banyak melakukan kegiatan belajar siswa yang dapat ditempuh melalui respon fisik dan respon intelektual, (4) Penguatan yang dapat memenuhi kebutuhm siswa, dan (5) pemakaian dan pemindahan informasi yang dapat digunakan kembali apabila diperlukan dengan memperluas pembentukan asosiasi yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari pada situasi lain yang serupa di masa datang (Nana Sujana dan Daeng Arifin, 1988).

F.    Pokok Bahasan Globalisasi
Berdasarkan Suplemen GBPP IPS untuk SD dijelaskan bahwa kurikulum mata pelajaran IPS SD Tahun 1999 terdapat beberapa masalah yang mesti mendapatkan perhatian atau disempurnakan. Beberapa masalah pokok berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh guru, ahli materi, ahli pendidikan diantaranya adalah :
   Bagian pendahuluan dari GBPP IPS seperti pengertian, fungsi, tujuan dan rambu-rambu kurang jelas
   Perumusan tujuan kurang jelas
   Cakupan materi terlalu luas

Beberapa materi dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan kurang bermakna. Oleh karena alasan-alasan tersebut, seplemen kurikulum 1999 dilakukan secara bertahap. Pada tahapan ini, penyempurnaan yang telah dihasilkan, menurut Suplemen GBPP (1999:14) diantaranya adalah :
   Perbaikan dan penyerderhanaan beberapa tujuan kelas dan tujuan pokok bahasan
   Penyempurnaan bagian pendahuluan GBPP, yaitu untuk pengertian fungsi, tujuan, ruang lingkup, serta rambu-rambu
   Perbaikan dan pengurangan beberapa pokok bahasan/ sub pokok bahasan/uraian pembelajaran karena terlalu sulit dan kurang relevan untuk siswa
   Penundaan pokok bahasan/sub pokok bahasan untuk diajarkan di SLTP.
   Pemindahan bahan kajian ke dalam kelompok bahan kajian yang sama
   Pemberian batasan yang lebih lebih jelas untuk beberapa pembelajaran agar guru tidak terlalu dalam/luas membahasnya.

Berdasarkan rambu-rambu yang terdapat dalam Suplemen GBPP Tahun 1999 dijelaskan bahwa alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran IPS di Kelas VI Sekolah Dasar adalah 3 jam per minggu. Lebih lajut dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya, guru dapat memilih dan menetapkan metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan menekankan pada kegiatan belajar mengajar yang bervariasi dan memanfaatkaan sarana dan sumber daya yang tersedia secara maksimal. Sementara penilaian hasil belajar mengajar mencakup aspek pengetahuan dengan mengutamakan penaralaran melaui tes uraian terbatas, nilai dan sikap serta keterampilan.
Pokok bahasan Globalisasi, berdasarkan suplemen GBPP IPS SD Kelas VI, diajarakan pada semester 1 dengan sub pokok bahasan yaitu "Globalisasi".



BAB III
METODE PENELITIAN


A.   Disain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan refleksi dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Upaya perbaikan terhadap kegiatan belajar mengajar berdasarkan permasalahan yang ditemui di dalam kelas merupakan tugas dan tanggung jawab guru untuk senantiasa melakukan perubahan-perubahan yang dirasakan perlu dari kegiatan belajar mengajar tersebut.
Disain Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini dirancang untuk dapat menyelesaikan satu pokok bahasan yang, akan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan menggunakan dua siklus. Setiap siklus akan dilaksanakan sesuai dengan perubahan atau perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai seperti yang digambarkan pada pertanyaan penelitiannya. Untuk dapat metihal keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS di Kelas VI akan dilakukan terlebih dahulu pembelajaran IPS di Kelas VI sebagai observasi awal dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Dari evaluasi dan pengamatan pada saat melakukan dahulu pembelajaran IPS di Kelas VI maka dalam refleksi akan ditetapkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam upaya untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI melalui penerapan metoda belajar secara berkelompok.
Disain penelitian yang dirancang terdiri dari (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan. (c) observasi/refleksi, dan (d) perencanaan tindakan lanjutan (Depdikbud, 1999). adapun disain penelitian secara visual dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


 











B.   Alasan Penggunaan Penetitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif metode penelitian yang dapat dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui tingkat kemajuan bidang pendidikan terutama bagi kepentingan kelas atau sekolah dimana guru itu mengabdikan ilmunya. Selain PTK ada beberapa, jenis metode penelitian yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat kemajuan dalam bidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan tersebut berupaya untuk mengetahui tentang pembelajaran, metode pengajaran, materi pelajaran, sarana dan prasarana serta hal yang, berkaitan dengan dunia pendidikan.
Guru sebagai seorang yang selalu berinteraksi dengan para siswa sering menemukan berbagai masalah dan persoalan yang menyangkut tentang bagaimana cara memberikan materi pelajaran agar dapat dipahami oleh siswa dengan baik sesuai harapan dan tujuan yang hendak dicapai. kadang-kadang guru menemukan persoalan tentang keadaan dan kondisi kelas yang kurang kondusif bahkan kadang-kadang guru kurang menyadari penggunaan metoda mengajar yang kurang tepat dan sesuai. Hampir setiap orang guru pernah menemukan atau mendapatkan kesulitan dalam hal tersebut. Dengan berbagai cara guru tadi mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan tersebut tetapi hasilnya kurang dapat mengatasinya. Peranan guru dalam mengatasi permasalahan pendidikan sangatlah penting sehingga guru dituntut untuk dapat memperbaikinya dengan melakukan penelitian terhadap pelaksanaan tugas mengajarnya baik secara sendiri-sendiri atau bekerja sama dengan guru lain melalui penelitian tindakan kelas untuk mengatasi persoalan atau permasalahan yang ditemukannya.

C.   Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang dijadikan sumber data penelitian (Arikunto 1997 : 155). Populasi tidak saja terdiri dari manusia tetapi dapat berupa benda, hewan atau situasi tertentu yang dapat dijadikan sumber data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam pengertian ini adalah manusia, yaitu siswa UPTD SD Negeri Sukamukti I yang duduk di Kelas VI semester I tahun pelajaran 2007/2008.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengikuti prosedur sebagai berikut :

1.  Penentuan Subyek Penelitian.
a.  Penentuan Populasi
     Yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI UPTD SD Negeri Sukamukti I .
b.  Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 1997 : 117) sedangkan Moleong (1989) menyatakan bahwa sampel adalah populasi yang memiliki homogenitas selanjutnya sebagai sampel penelitian, penulis mengambil sebanyak 22 siswa Kelas VI. Untuk memperoleh sampel penulis menggunakan teknik sampling total.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metoda belajar secara berkelompok terhadap praktek pembelajaran IPS di Kelas VI yang berorientasi pada peningkatan kemampuan siswa.
D.   Alur Penelitian












1.  Observasi Awal
Tahap observasi awal dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan keadaan atau kondisi awal kelas yang akan diiadikan subjek penelitian melalui pengamatan awal ketika melakukan kegiatan belajar mengajar. Pengamatan awal ini mengcakup keadaan atau kondisi kelas, sikap dan prilaku siswa belajar didalam kelas, kemampuan siswa dalam hal menangkap dan memahami pelajaran. Dalam observasi awal ini kegiatan lain yang di lakukan adalah menganalisis buku Garis-garis Program Pengajaran (GBPP) IPS Kelas VI Tahun 1999 dan Suplemennya. Dari hasil analisis ini di tentukan satu pokok bahasan yang akan dijadikan bahan sebagai materi ajar dalam melakukan penelitian, yaitu pokok bahasan tentang “globalisasi”. Dari pokok bahasan tersebut kemudian ditentukan lagi dua sub pokok bahasan. Sub pokok bahasan yang pertama sebagai materi ajar untuk pelaksanaan tindakan pertama adalah "Dampak Globalisasi". Sementara sub pokok bahasan yang kedua dari pokok bahasan globalisasi sebagai materi ajar untuk pelaksanaan tindakan yang kedua adalah "Latar Belakang Berdirinya Perusahaan Asing".

2.  Identifikasi Masalah
Dari kegiatan observasi awal dan kegiatan pembelajaran sebelumnya maka ditentukan beberapa hal yang di lakukan penelitian. Hal-hal yang akan diselidiki itu sebenarnya telah diutarakan dalam rumusan masalah pada Bab I makalah ini dengan permasalahan tentang penerapan metoda belajar secara berkelompok untuk meningkatkan aktivitas belaiar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I. Selanjutnya permasalahan tadi diperinci kembali sebagai berikut :
a.  Bagai manakah siswa memilih atau menentukan teman dalam membentuk kelompok belajarnya ?
b.  Keterampilan-keterampilan apa sajakah yang dikembangkan ketika siswa belajar bersama dalam kelompoknya '?
c.  Bagai manakah metoda belajar secara berkelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka.
d.  Apakah metoda belajar secara kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I

3.  Membuat Rencana Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan studi pustaka tentang belajar secara kelompok. Kegiatan ini dilakukan untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklusnya dilaksanakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI. Dalam upaya untuk melihat tingkat keberhasilannya dalam setiap tindakan, pedoman pengamatan dan evaluasi dilakukan dalam setiap tindakan. Dari hasil pengamatan dan observasi awal, maka ditentukan bahwa tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI adalah dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok dalam setiap tindakan pembelajaran.
Pembuatan rencana tindakan dalam setiap siklusnya secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :
Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I ini antara lain adalah :
a.  setelah melakukan kegiatan observasi awal dalam rangka penjajakan untuk mendapatkan informasi awal tentang keadaan kelas yang akan dijadikan dan diiakukan tindakan, dengan merumuskan persiapan pembelajaran tentang penerapan metoda belajar secara berkelompok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengenai globalisasi. Pembentukan kelompok belajar sepenuhnya diserahkan kepada siswa untuk memilih teman-temanya yang akan belajar bersama dalam kelompok. Dalam merancang persiapan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan I ini adalah juga mencakup dan menentukan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa serta mempersiapkan sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelaksaan tindakan I ini sekaligus mempersiapkan bagaimana cara mengamati hasil dan menentukan alat untuk mengobservasikan.
b.  Pelaksanaan tindakan dari persiapan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya pada tahap pembuatan rencana atau persiapan pembelajaran. Tahap pembuatan rencana telah memperhitungkan atau mempersiapkan apa-apa yang harus dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Biasanya pembuatan rencana belum sepenuhnya dapat mengungkap atau memberikan gambaran dan fikiran tentang keadaan tempat pelaksaan dari persiapan tadi sehingga mungkin saja pada perkembangan kemudian akan berbeda dengan apa yang telah dibuat pada tahap pembuatan rencana tadi. Oleh karena itu guru pada tahap pelaksanaan tindakan dapat melakukan intervensi atau melakukan tindakan yang belum atau tindakan tercantum dalam rencana atau persiapan pembelajaran sebelumnya.
c.  Melakukan pengamatan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan melakukan pengamatan terutama pada aktivitas belajar siswa selama penerapan belajar secara berkelompok, secara operasional untuk mengenal, mereka dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan ataupun akibat sampingan dari pelaksanaan tindakan. Fungsi dari pengamatan yang lebih konkret adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan telah dapat mengarah pada terjadinya perubahan yang positif dalam kegiatan belajar mengajar kegiatan ini yang dilakukan adalah untuk menghimpun hasil dan masukan yang diperoleh selama melakukan kegiatan pelaksanaan tindakan agar dapat memperbaiki dan merencanakan kembali untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
Melakukan pengamatan terhadap hasil kegiatan belajar mengajar dengan melihat aktivitas belajar siswa. Kegiatan pengamatan ini dilakukan adalah untuk melihat apakah selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok dapat menunjukan aktivitas belajar seperti : disiplin, motivasi semangat belajar, perhatian siswa, komunikasi siswa kerjasama siswa, aktivitas belajar individu, aktivitas belajar kelompok, dan tanggung jawab siswa,. Melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan belajar mengajar yang dicapai siswa, kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk melihal pencapaian tujuan  pembelajaran seperti yang tercantum dalam persiapan pembelajara. Tindakan I ini untuk dikomfirmasikan dan dianalisis serta telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau belum untuk mendapatkan kejelasan dalam merancang dan mempersiapkan tindakan II.

Siklus II
Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II ini antara lain adalah :
a.  Membuat persiapan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan II dengan materi pembelajaran tentang Latar Belakang Berdirinya Perusahaan Asing dengan merencanakan pengelompokan siswa dalam suatu kelompok belajar sebagaimana telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan I sebelumnya.
b.  Melaksanakan pembelajaran berdasarkan persiapan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan II dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang siswa. Pembentukan kelompok sepenuhnya diserahkan kepada siswa untuk memilih.
c.  Melaksanakan pengamatan selama belajar mengajar berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam upaya untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari kegiatan yang sedang berlangsung dengan melihal apakah proses dan hasil sesuai dengan yang di harapkan untuk kepentingan dan bahan refleksi.
d.  Melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar yang dilakukan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok dapat menunjukan aktivitas belajar seperti disiplin, motivasi/semangat belajar, perhatian siswa, komunikasi siswa, kerjasama siswa, aktivitas belajar individu, aktivitas belajar kelompok, dan tanggung jawab siswa.
e.  Melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan belajar mengajar yang dicapai siswa. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat dan mengukur hasil belajar yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan yang menerapkan metode belajar secara berkelompok.
f.  Refleksi II. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah analisis-sintesis, interprestasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh selama melaksanakan tindakan II berlangsung sekaligus melakukan pengolahan data yang tercatat maupun data yang tidak tercatat tetapi sempat terekam selama melakukan pengamatan ketika melakukan tindakan II untuk dikonfirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi sesuai dengan harapan dan apakah tujuan yang dirancang dapat dicapai atau belum untuk mendapatkan kejelasan dalam merancang dan mempersiapkan tindakan berikutnya.

4.  Menyusun Instrumen dan Validasi
Dalam upaya memudahkan untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa selama menerapkan metode belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI ini, perlu dirancang dan dikembangkan suatu alat atau instrumen untuk dapat digunakan ketika mengamati dan mengumpulkan data selama melaksanakan tindakan-tindakan. Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah lembar pengamatan yang berbentuk :
   Lembar kerja Siswa (LKS)
     Lembar Kerja Siswa (LKS) ini digunakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung ketika menerapkan metode secara bersama dalam kelompok untuk dibahas diselesaikan secara bersama-sama oleh setiap kelompok. Dengan LKS ini apakah setiap kelompok dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam setiap pelaksanaan tindakan LKS dirancang dan disiapkan terlebih dahulu untuk dibahas dan diselesaikan secara bersama-sama dalam kelompok belajarnya. Berikut adalah contoh-contoh LKS yang digunakan ketika melakukan tindakan selama melaksanakan penelitian.


KEGIATAN-KEGIATAN SISWA

Lengkapi pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
Kelompok  : .....................
Anggota     :            .......................             ............................
                     ......................                                    ............................       
1.    Pernahkah kamu melihat penari India?
       Pakaian penari India akan terlihat perutnya, kemudian para gadis Indonesia meniru menggunakan pakaian yang terlihat perutnya juga.
       Setujukah kamu dengan hal tersebut? Coba berikan tanggapanmu!
...... Jawab :..............................................................................................................
2.... Pernahkah kamu melihat orang yang rambutnya dicat warna? Bagaimana tanggapanmu tentang hal tersebut?
...... Jawab :..............................................................................................................
3.... Bagaimana sikap kamu tentang pengaruh globalisasi dalam hal-hal berikut ini?
...... a. Kehidupan sehari-hari.
.................................................................................................................................  
...... b. Keadaan lingkungan
.................................................................................................................................  
...... c. Jenis makanan atau minuman
.................................................................................................................................  
...... d. Jenis pakaian
.................................................................................................................................  
...... e. Jenis alat rumah tangga
...... ..........................................................................................................................
4.... Tuliskan acara televisi apa saja yang kamu senangi
...... Jawab :..............................................................................................................
5.... Mungkin ada teman bermainmu yang mencontoh budaya asing. Misalnya, cara berpakaian dan model rambut. Bagaimana sikapmu terhadap teman tersebut?
...... Jawab :..............................................................................................................
   Alat Evaluasi (Tes)
     Alat evaluasi yang berupa serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa secara individu ditujukan untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang terdapat pada rencana atau persiapan pembelajaran telah dapat dicapai oleh siswa secara individu atau belum setelah menerapkan metode belajar secara berkelompok. Alat evaluasi disusun berdasarkan atas TPK yang dirumuskan. Contoh alat evaluasi yang digunakan dapat dilihat dibawah ini.


LEMBAR EVALUASI TINDAKAN PERTAMA

Nama Siswa         : …………….
Tanggal                : …………….
Jelaskan atau beri tanggapan :
1.  Jelaskan yang dimaksud globalisasi
2.  Ceritakan terjadinya perubahan lingkungan dan perilaku masyarakat akibat globalisasi ?
3.  Mengapa orang asing senang pergi ke Indonesia ?
4. 






    
     Ceritakan perubahan yang terjadi pada gambar tersebut !
5.  Tuliskan  3 pengaruh globalisasi

LEMBAR EVALUASI TINDAKAN KEDUA

Nama Siswa         : …………….
Tanggal                : …………….
Jelaskan dan beri tanggapan dari soal dibawah ini :
1.  Buatlah daftar perusahaan asing yang ada di daerahmu !
2.  Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi pengusaha ?
3.  Ceritakan gambar berikut ini :

Tabel 1
Instrumen Observasi Aktivitas Belajar siswa pada Pelaksanaan Tindakan
No
Aktivitas Belajar Siswa
Skala Observasi
Keterangan
4
3
2
1
1
Disiplin




4 = sangat tinggi
2
Motivasi/ semangat belajar




3 = tinggi
3
Perhatian siswa




2 = sedang
4
Komunikasi  Siswa




1 = rendah
5
Kerjasama siswa





6
Aktivitas belajar individu





7
Aktivitas belajar kelompok





9
Tanggunjawab siswa







5.  Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan aktualisasi dari rencana atau persiapan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklusnya secara rinci telah dijelaskan sebelumnya. Dalam setiap siklusnya juga, telah dipersiapkan alat atau instrumen untuk mengumpulkan data untuk dipergunakan dalam refleksi sebagai bahan merencanakan pelaksanaan tindakan berikutnya.

6.  Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahap analisis-interprestasi, dan penjelasan terhadap informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan melalui pengamatan untuk dikofirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi untuk dimaknai agar dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan-tindakan ini telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau belum untuk mendapatkan kejelasan dalam merancang dan mempersiapkan tindakan selanjutnya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN


A.   Gambaran Umum
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya penelitian yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka. Pertimbangan dan alasan mengapa SD ini yang dijadikan lahan dan subyek penelitian, adalah karena peneliti adalah merupakan guru Kelas VI di SD ini, sehingga memungkinkan bagi peneliti untuk berkonsentrasi dengan fokus penelitian, tanpa harus meningalkan tugas rutin.
SD Negeri Sukamukti I adalah salah satu Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka.
Jumlah rombel tahun ajaran 2007/2008 yang ada pada SD Negeri Sukamukti I ini adalah 6 rombel terdiri dari Kelas 1 s/d kelas 6.
Pengambilan data awal dilakukan melalui pengamatan sebelum melakukan penelitian sebagai bahan untuk dijadikan acuan dalam tindakan penelitiamnya. Dari penjajagan awal dan pengamatan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS mengalami kendala dalam menyajikan materi ajar IPS dengan baik. Pembelajaran IPS dilaksanakm di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I masih menerapkan pembelajaran untuk dapat mengejar terget kurikulum dengan mengandalkan bahan materi dari buku sember IPS untuk Kelas VI sebagai bahan rujukan utamanya.
Kendala pembelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I diantaranya adalah banyak siswa yang tidak mengerjakan "Pekerjaan Rumah" (PR). Begitu pula dengan mata pelajaran-mata pelajaran yang lainnya. Hal ini menunjukan bahwa perhatian orang tua siswa terhadap sekolah khususnya orang tua dari siswa ini tampaknya kurang memperhatikan dan memperdulikan perkembangan pendidikan anaknya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukan banyak siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan belajar mengajar seperti antara lain banyak siswa bermain-main, mengobrol, kurang bergairah, ribut sambil mengganggu temannya. Banyak juga siswa yang kelihatannya kurang antusias terhadap kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS dan banyak siswa yang sibuk dengan urusannya masing-masing yang tidak ada kaitannya dengan mata pelajaran IPS.
Faktor yang menyebabkan perilaku siswa seperti itu adalah karena metoda belajar mengajar yang diterapkan guru tidak mendorong siswa untuk terlibat secara langsung dengan kegiatan belajar mengajar. Interaksi terjadi di dalam kelas hanya bersifat satu arah saja yaitu dari guru kepada siswa.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung aspek pengetahuan (kognitif) lebih mendapat perhatian disebabkan karena alat evaluasi yang berupa test yang dikembangkan lebih mengutamakan mengukur kemampuan siswa saja sehingga tak bisa dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS di Kelas VI ini hanya berusaha untuk membekali siswa-siswanya dengan bekal pengetahuan yang berupaya untuk bisa menjawab tes supaya peroleh hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penjajagan dan observasi belajar mengajar IPS di Kelas VI ini diperoleh hal-hal sebagai berikut :
   Banyak siswa kurang memperhatikan dan memiliki motivasi terhadap mata pelajaran IPS
   Banyak siswa yang bercakap-cakap dengan temannya ketika guru sedang mengajar
   Keterbukaan, kreatifitas dan rasa ingin tahu siswa dengan materi ajar IPS masih belum muncul
   Kerjasama siswa dalam belajar secara berkelompok sangat kurang
   Saling menghargai sesaina teman dalam belajar masih sangat belum tampak
   Saling hormat menghormati dan toleransi kepada teman ketika belajar juga masih rendah
   Aktivitas dan pertisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS masih sangat kurang
   Komukasi yang terjalin masih bersifat satu arah yaitu dari guru kepada murid, sedangkan komunikasi dari murid kepada guru masing kurang
   Banyak siswa yang duduk, dengar dan sesekali mencatat ketika guru sedang mengajar. Dominasi guru dalam belajar mengajar IPS masih sangat menonjol.
Bertolak dari kondisi awal kelas dan alasan-alasan yang dikemukakan di atas peneliti memandang perlu diadakan suatu perbaikan untuk sedikit mengatasi persoalan dan keadaan belajar mengajar IPS ke arah pembelajaran lebih baik dengan berupaya melibatkan siswa dengan kegiatan belajar mengajar supaya peningkatan aktivitas belajar yang diperoleh selama kegiatan belajar mengajar terus berlangsung.

B.   Perencanaan Tindakan
Berpijak dari kondisi dan keadaan kelas serta temuan data tentang kendala-kendala dan permasalahan yang ada yang dapat menghambat situasi belajar mengajar IPS yang lebih baik supaya terjadi peningkatan aktivitas belajar siswanya, peneliti berusaha untuk dapat mengatasi kendala-kendala dan persoalan tersebut dengan menganalisis untuk dimaknai selanjutnya dituangkan ke dalam perencanaan tindakan.
Perencanaan atau persiapan tindakan adalah berupa pembelajaran IPS dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok. Dengan menerapkan metoda ini diharapkan akan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS sebagai upaya perbaikan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dengan metoda ceramah atau pemberian tugas.
Tahapan perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti secara kongkret antara lain adalah sebagai berikut :
1.  Menyusun rencana atau persiapan pengajaran untuk siklus I dan Siklus II dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok.
2.  Menyusun dan menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk masing-masing rencana pengajaran yang digunakan pada siklus I, dan siklus II dibahas dan diselesaikan oleh masing-masing kelompok belajar siswa.
3.  Menyusun dan menyiapkan instrumen Observasi Belajar Siswa untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama menerapkan metoda belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS.
4.  Menyusun dan menyiapkan Lembar Evaluasi (tes) untuk masing-masing rencana pengajaran yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa dari setiap tindakan yang telah dilakukan
5.  Menyusun dan menyiapkan daftar cek sebagai refleksi dari kegiatan belajar mengajar IPS untuk masing-masing tindakan yang digunakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan didasarkan atas pendapat dan pandangan siswa tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok.

C.   Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian merupakan pelaksanaan dari perencanaan tindakan yang telah dinunuskan sebelumnya. Pada pelaksanaan tindakan ini memungkinkan guru untuk melakukan intervensi terhadap rencana yang telah dibuat.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini menekankan pada penerapan metoda belajar secara berkelompok dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan tanpa memberitahukan kepada siswa.

Tindakan Pertama
Pelaksanaan tindakan pertama merupakan aktualisasi dari rencana pengajaran yang telah dirumuskan dan disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan pada siklus pertama ini mengambil materi ajar tentang "Dampak Globalisasi". Pada pelaksanaan tindakan pertama langkah-langkah yang ditempuh disesuaikan dengan apa yang tercantum dalam rencana pengajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan pertama dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
   Siswa berdo'a dan memberi salam kepada guru, guru mengabsen siswa, dari 22 siswa, dan seluruh siswa hadir semua.
   Guru memberikan arahan dan penjelasan kepada siswa untuk membentuk kelompok yang setiap kelompoknya tidak lebih dari 3 orang siswa. Dalam pengarahan tersebut siswa diberi kebebasan untuk memilih teman kelompoknya.
   Dalam memilih dan menentukan teman untuk belajar secara kelompok, kebanyakan siswa memilih berdasarkan tempat duduk yang berdekatan dengan dirinya, sehingga teman sebangkunya menjadi teman kelompoknya.
   Setelah seluruh siswa yang hadir dengan jumlah 22 orang siswa tersebut, maka terbentuklah 7 kelompok. Mereka terlihat senang dengan raut muka yang berseri-seri karena mendapatkan teman untuk belajar secara berkelompok.
   Karena tak seperti biasa, mereka tampak antusias dan bersemangat untuk memulai pelajaran ketika guru memberi penjelasan tentang materi IPS yang akan dipelajari.
   Dalam menyelesaikan dan menjawab LKS, mereka betul-betul bekerja sama dan serius dalam kelompoknya. Dan tidak mau ketinggalan dengan kelompok lainnya.
   Guru berkeliling ke kelompok-kelompok, sambil membimbing, mengarahkan dan membantu siswa (kelompok) yang kesulitan menyelesaikan LKS-nya.
   Guru mengumpulkan LKS dari setiap kelompok. Kemudian membagikan lembar evaluasi (tes) kepada setiap siswa untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah dipelajari secara berkelompok.
   Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan lembar evaluasi (tes), guru mengumpulkannya, kemudian membagikan daftar cek kepada siswa untuk melihal persepsi siswa tentang kegiatan belajar mengajar yang telah mereka alami.

Analisis dan Refleksi Tindakan Pertama
Setelah guru melakukan tindakan penerapan metoda belajar secara bersama untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI, guru melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan petama tersebut berdasarkan data dan informasi yang berhasil dihimpun selama kegiatan belajar mengajar melalui pengamatan. Data dan informasi yang diperoleh kelompok belajar siswa dalam mengerjakan LKS pada tindakan pertama adalah sebagai berikut :

Prosentasi Hasil Kerja Kelompok Dalam Mengerjakan LKS
Prosentasi hasil kelompok belajar siswa dalam mengerjakan LKS dapat dilihal pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2
Prosentasi Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan I
Kelompok
Jawaban Soal LKS
Benar
%
Salah
%
Tidak tepat
%
1
3
60,00%
2
40,00%
0
0,00%
2
4
80,00%
0
0,00%
1
20,00%
3
3
60,00%
1
20,00%
1
20,00%
4
2
40,00%
1
1,00%
3
60,00%
5
2
40,00%
2
40,00%
1
20,00%
6
3
60,00%
2
40,00%
0
0,00%
7
4
80,00%
0
0,00%
1
20,00%
Prosentasi
60,00%

20,14%

20,00%

Berdasarkan hasil pekerjaan kelompok dalam mengerjakan LKS pada pelaksanaan tindakan pertama ini ternyata bahwa prosentasi kelompok yang dapat mengerjakan LKS dengan benar adalah 60,0%. Sementara kelompok yang belum dapat mengerjakan LKS dengan benar adalah 20,14%. Sedangkan kelompok yang kurang tepat dalam mengisi LKS adalah 20,00%. Bila menunjuk pada tabel 2 di atas penerapan metoda belajar secara berkelompok juga dapat mencapai tujuan pembelajaran tanpa didominasi guru dalam kegiatan belajar mengajamya.

Aktivitas Belalar Sisiwa dalam Mata Pelajaran IPS yang Menerapkan Metoda Belajar Secara Berkelompok Pada Tindakan I

Data yang diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas belajar siswa yang telah disiapkan dalam upaya untuk mengungkap dan mengetahui aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar IPS yang menerapkan belajar secara berkelompok pada pelaksanaan tindakan I.

Tindakan Kedua
Pelaksanaan tindakan kedua juga merupakan aktualisasi dari rencana pengajaran yang telah dirumuskan dan disiapkan sebelumnya berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pertama. Pelaksanaan tindakan kedua ini materi ajarnya adalah tentang "Latar belakang berdirinya perusahaan asing". Pada pelaksanaan tindakan kedua kegiatan yang dilakukan berdasarkan dengan apa yang telah tercantum dalam pengajaran yang telah dibuat sebelumnya untuk tindakan kedua ini adalah sebagai berikut :
   Siswa berdo'a dan memberi salam kepada guru, kemudian guru mengabsen, dari 22 jumlah siswa, yang hadir 22, sama halnya dengan tindakan pertama
   Guru memberikan pengarahan untuk setiap kelompok tidak lebih dari 3 orang. Pemilihan teman untuk kelompok diserahkan sepenuhnya kepada siswa, dan apabila memungkinkan dalam kelompok itu ada teman dari jenis kelamin yang berbeda. Namun nampaknya dalam memilih teman kelompok dengan jenis kelamin yang berbeda para siswa belum siap.
   Seperti halnya pada tindakan pertama, para siswa memilih teman kelompok berdasarkan tempat duduk yang berdekatan. Dengan bantuan guru akhirnya seluruh siswa dapat tertampung di dalam kelompok belajar walaupun tidak ada satu kelompok pun yang anggotanya berlainan jenis kelamin.
   Dari 22 siswa yang hadir, terbentuk 7 kelompok. Kemudian guru memberikan LKS yang berupa soal kegiatan Latar belakang berdirinya perusahaan asing  untuk pelaksanaan tindakan kedua ini. Setiap kelompok ditugasi untuk membahsa dan menyelesaikan LKS berkenaan dengan sub pokok bahasan tentang menceritakan tentang Latar belakang berdirinya perusahaan asing.
   Dalam menyelesaikan dan menjawab LKS, siswa dalam kelompok betul-betul bekerja satu sama lain bahu membahu dan serius untuk bisa menjawab dan mengisi LKS.
   Seperti halnya pada tindakan pertama, guru berkeliling sambil membimbing, mengarahkan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan dan meyelesaikan LKS.
   Selesai mengerjakan LKS guru mengumpulkannya, guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk mengetes kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang sudah dipelajari. Guru membagikan daftar cek kepada setiap siswa untuk melihat persepsi siswa tentang kegiatan belajar secara berkelompok yang telah dilaksanakan

Analisis dan Refleksi Tindakan kedua
Setelah guru melakukan tindakan kedua dengan menerapkan metoda tentang belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS dengan sub pokok bahasan tentang Latar belakang berdirinya perusahaan asing dalam kehidupan sehari-hari, guru melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan kedua berdasarkan data dan informasi yang berhasil dihimpun. Data dan informasi yang diperoleh kelompok belajar siswa dalam mengerjakan LKS pada tindakan kedua adalah sebagai berikut :

1.  Prosentasi Hasil Kelompok dalam Mengerjakan LKS
     Prosentasi hasil kelompok dalam mengerjakan LKS dapat dilihat pada tabel 3 dengan didasarkan atas standar penilaian bahwa kelompok yang benar dalam menyelesaikan LKS diberi bobot 100%. Sementara yang masih belum dapat menyelesaikan dengan benar diberi bobot sesuai dengan tingkat kebenarannya, misalnya 50% apabila pengisiannya dianggap setengah (½) benar, 75% apabila pengisiannya dianggap tiga per empat (¾) benar.
Tabel 3
Prosentasi Hasil Kerja Kelompok dalam Mengerjakan LKS Pada Tindakan I
Kelompok
Jawaban Soal LKS
Benar
%
Salah
%
Tidak tepat
%
1
2
66,67%
0
0,00%
1
33,33%
2
2
66,67%
0
0,00%
1
33,33%
3
2
66,67%
1
33,33%
0
0,00%
4
2
66,67%
1
33,33%
0
0,00%
5
1
33,33%
1
33,33%
1
33,33%
6
2
66,67%
0
0,00%
1
33,33%
7
2
66,67%
1
33,33%
0
0,00%
Prosentasi
61,91%

19,05%

19,05%

2.  Hasil Perolehan Nilai Siswa pada Tindakan II
     Data pembaharuan siswa terhadap materi ajar tentang Latar Belakang Berdirinya Perusahaan Asing dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok diperoleh dari hasil evaluasi belajar yang berupa tes uraian setelah pelaksanaan tindakannya.

Penilaian hasil belajar siswa didasarkan atas standar penilaian jawaban terhadap soal tes yang berjumlah 3 butir. Setiap butir soal apabila dijawab dengan benar diberi nilai 2 (dua). Sedangkan jawaban yang kurang tepat diberi nilai 1 (satu), dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).
Bahwa penerapan metoda belajar secara berkelompok dapat dikatakan cukup efektif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I. Terbukti dengan hasil tes yang telah dicapai siswa. Prosentasi daya serap siswa dalam sub pokok bahasan tentang "Latar belakang berdirinya perusahaan asing "cukup tinggi”.

Aktivitas Belajar Siswa dalam Mata pelajaran IPS yang Menerapkan Metoda Belajar Secara Berkelompok Pada Tindakan II
Data tentang aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang menerapkan metoda belajar secara berkelompok diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas belajar siswa yang telah disiapkan dalam upaya untuk mengungkap dan mengetahui aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan tindakan II.

D.   Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I diperoleh hasil temuan sebagai berikut :

1.    Gambaran tentang Pemilihan Teman dalam membentuk Kelompok Belajar
Sebagaimana terungkap pada pelaksanaan tindakan I dan Tindakan II, guru sebelum memulai kegiatan belajar mengajar IPS dengan menerapkan metoda belajar secara berkelompok memberikan arahan dan penjelasan kepada siswa untuk membentuk kelompok belajar yang setiap kelompoknya tidak lebih dari 3 orang. Dalam pengarahan yang diberikan guru, siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk memilih dan menentukan teman kelompoknya sendiri sesuai dengannya.
Pada siklus I, dari siswa 22 yang hadir terbentuk 7 kelompok belajar. Siswa yang sudah mendapatkan teman kelompok belajar tampak raut muka yang berseri-seri, gembira dan senang, sedangkan mereka yang belum mendapatkan teman kelompoknya tampak bingung untuk memilih teman kelompoknya.
Pada siklus II, dari siswa 22 yang hadir, juga terbentuk 7 kelompok belajar. Walaupun guru memberikan pejelasan dan pengarahan bahwa dalam pemilihan dan pembentukan kelompok belajar, siswa disarankan boleh untuk membentuk kelompok yang anggotanya berlainan jenis kelamin. Akan tetapi siswa nampaknya tidak mau memilih atau menentukan anggota kelompok yang berlainan jenis kelamin, sehingga tak satupun kelompok yang anggotanya berlainan jenis kelamin.
2.    Gambaran tentang Keterampilan-keterampilan yang Dikembangkan Siswa
Dari pelaksanaan penelitian tindakan I dan tindakan II terungkap pendapat dan sikap siswa dari daftar cek yang dibagikan dan diisi oleh seluruh siswa yang hadir, aspek-aspek yang berkenaan dengan keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan siswa ketika belajar bersama dalam kelompok. Tabel 4 di bawah ini adalah prosentasi jawaban siswa terhadap daftar cek yang di dalamnya mengandung aspek-aspek tentang keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan siswa ketika siswa belajar secara berkelompok sebagai berikut :
Tabel 4
Prosentasi Jawaban Siswa Terhadap Daftar Cek Pada Siklus I dan Siklus II
No
Aspek Yang Dikembangkan
Siklus I
Siklus II
Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
1
Menyampaikan pendapat dalam kegiatan belajar secara berkelompok
0
21,62
78,38
0
8,11
91,89
2
Pendapat siswa yang salah dijawab oleh teman anggota kelompoknya
27,03
43,24
29,73
16,22
45,95
37,84
3
Berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok
5,41
27,03
67,57
0
16,22
83,78
4
Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan
10,31
37,84
51,35
0
16,22
83,78

Pada siklus I dari 22 orang siswa yang hadir siswa menjawab "selalu" menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok, prosentasinya adalah 78,38%. Sementara yang menjawab "kadang-kadang" prosentasinya 21,26%, dan yang menjawab "tidak pernah" prosentasinya 0%. Dengan perolehan prosentasi sebesar ini, siswa selama belajar bersama dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan pendapat. Selain itu juga siswa mendapat keterampilan lain yaitu menghargai pendapat orang lain, walaupun pendapat itu salah. Karena dalam daftar cek yang dibagikan kepada siswa terdapat pertanyaan tentang "pendapat siswa yang salah dijawab oleh teman anggota kelompoknya". Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini adalah "selalu" prosentasinya 29,73%, "kadang-kadang" 43,24% dan "tidak pernah" prosentasinya 27,03%.
Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab "selalu" adalah 67,57%, "kadang-kadang" 27,03% dan menjawab "tidak pernah" 5,41%. Sedangkan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 51,35% yang menjawab "kadang-kadang" 37,84% dan menjawab "tidak pernah" prosentasinya adalah 10,81 %.
Pada siklus II pendapat dari 22 orang siswa yang hadir siswa menjawab "selalu" menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok. prosentasinya adalah 91,89%. Sementara yang menjawab "kadang-kadang'" prosentasiuya 24,11%, dan yang menjawab "tidak pernah" adalah nihil. Sedangkan keterampilan lain yaitu menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat itu salah. Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini adalah "selalu” prosentasinya 37,84%, "kadang-kadang" 45,95% dan "tidak pernah-prosentasinya 16,22%. Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab "selalu" adalah 83,78%. "kadang-kadang" 16,22% dan menjawab "tidak pernah" 0%. Dan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 83,78% yang menjawab "kadang-kadang" 16,22% dan menjawab "tidak pernah" prosentasinya adalah 0%.

3.    Gambaran Tentang Aktivitas Belajar Siswa dalam Belajar Berkelompok
Berdasarkan pelaksanaan tindakan I dan II aktivitas belajar siswa selam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menerapkan belajar secara berkelompok dapat digambarkan sebagai berikut.
Siklus I, setelah setiap kelompok mendapatkan masing-masing LKS, setiap kelompok ditugasi untuk membahas dan meyelesaikan LKS dengan merujuk pada arti tindakan ekonomi tersebut. Buku sumber IPS Kelas VI SMP dapat digunakan untuk membantu mengisi LKS tentang pokok bahasan Globalisasi. Pada mulanya hampir seluruh siswa hening sambil memperhatikan soal yang ada di LKS tersebut sambil memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa saat kemudian siswa mulai berinteraksi sesama anggota kelompoknya, ada yang memperhatikan dan membaca apa tujuan dari soal yang dimaksud, ada siswa yang memegang dan memperhatikan LKS, dan ada juga siswa yang membuka-buka buku IPS Kelas VI, serta ada juga yang memegang sambil memperhatikan dan mengamati gambar yang ada di LKS. Tentunya mereka selama melakukan aktivitas tersebut tidak diam saja, tetapi mereka melakukan kegiatan tersebut sambil bercakap-cakap dan berinteraksi satu sama lainnya. Dalam menyelesaikan dan menjawab LKS, siswa membantu satu sama lain untuk dapat menjawab soal-soal yang terdapat dalam LKS, tidak mau ketinggalan dengan kelompok lainnya. Aktivitas siswa dalam belajar adalah melahirkan interaksi dengan sesama teman untuk dapat menyelesaikan LKS dengan merujuk pada obyek untuk diamati dan juga terlibat sumber belajar lain yaitu buku sumber IPS Kelas VI untuk dapat menyelesaikan LKS. Sementara aktivitas guru guru memfasilitasi dan membantu siswa dengan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain sambil mengarahkan dan membantu kelompok yang kesulitan menjawab LKS.
Siklus II, guru memberikan LKS berupa gambar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pokok bahasan kepada 22 orang siswa yang hadir. Seperti halnya pada siklus I buku IPS Kelas VI menjadi buku sumber pada pokok bahasan tentang Globalisasi, dan guru berkeliling untuk mengarahkan dan membantu kelompok yang kesulitan dalam mengisi LKS.
Berikut adalah tabel yang menunjukan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang menerapkan metode belajar secara berkelompok selama pelaksanaan tindakan I dan II.


Tabel 5
Prosentase aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan II
No
Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I
Siklus II
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
1
Disiplin
0%
75,86%
24,32%
0%
24,32%
75,68%
0%
0%
2
Motivasi/Semangat belajar
8,11%
56,76%
32,43%
2,7%
21,62%
78,38%
0%
0%
3
Perhatian Siswa
10,81%
56,76%
29,73%
2,7%
13,51%
83,78%
2,7%
0%
4
Komunikasi Siswa
5,41%
78,38%
16,22%
0%
13,51%
86,49%
0%
0%
5
Kerjasama Siswa
24,32%
64,86%
8,11%
0%
27,03%
86,49%
0%
0%
6
Aktivitas Belajar Individu
18,92%
40,54%
37,84%
0%
29,73%
67,57%
2,7%
0%
7
Aktivitas Belajar Kelompok
29,73%
67,57%
2,7%
0%
62,16%
37,84%
0%
0%
8
Tanggungjawab Siswa
5,41%
83,78%
8,11%
0%
16,22%
83,78%
0%
5,41%

Pada siklus I, dari jumlah siswa 22 orang yang dijadikan sampel, prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas "disiplin" tinggi sebesar 75,68%, "sedang" 24,32%. Pada prosentasi siswa yang motivasi/semangat belajarnya "sangat tinggi" sebesar 8,11%, "tinggi" 56,76%, "sedang" 32,43% dan "rendah" 2,70%. Aktivitas siswa yang menunjukan perbaikan siswa "sangat tinggi" adalah sebesar 10,81%, "tinggi" 56,76%, "sedang" 29,73% dan 2,70% pada perhatiannya "rendah". Pada komunikasi yang menunjukan "sangat tinggi" prosentasinya 5,41%, "tinggi" sebesar 78,38% dan "sedang" 16,22%. Sementara aktivitas belajar siswa yang menunjukan kerja sama yang "sangat tinggi" prosentasinya adalah 24,32%, "tinggi" 64,86%, "sedang" sebesar 8,11%, sedangkan prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas belajar individunya "sangat tinggi" sebesar 40,54%, "sedang" sebesar 37,84%, sementara aktivitas belajar kelompoknya "sangat tinggi" prosentasinya sebesar 29,73%, "tinggi" 67,57%, "sedang" hanya sebesar 2,70%. Aktivitas belajar siswa yang bertanggung jawab "srngat tinggi" sebesar 5,41%, "tinggi" sebesar 83,78% dan "sedang" hanya 8,11%.
Pada Siklus II, prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas disiplin "sangat tinggi" sebesar 24,32%, "tinggi" sebesar 75,68%. Pada prosentasi siswa yang motivasi/semangat yang menunjukan "sangat tinggi" sebesar 21,62%, `'tinggi" 78,38%. Aktivitas siswa yang perhatian siswa "sangat tinggi" adalah sebesar 13,51%, "tinggi" 83,78%, "sedang" 2,70%. Pada komunikasi yang menunjukan "sangat tinggi" prosentasinya 13,51%, "tinggi" sebesar 86,49%. Sementara aktivitas belajar siswa yang menunjukan kerja sama yang "sangat tinggi" prosentasinya adalah 27,03%, "tinggi" 86,49%. Sedangkan prosentasi siswa yang menunjukan aktivitas belajar individunya "sangat tinggi" sebesar 29,73%, "tinggi 67,57%, dan prosentasi "sedang" sebesar 2,70%, sementara aktivitas belajar kelompoknya "sangat tinggi" prosentasinya sebesar 62,16%, "tinggi" 37,84%. Aktivitas belajar siswa yang bertanggung jawab "sangat tinggi" sebesar 16,22%, "tinggi" sebesar 83,78%.

4.    Gambaran Tentang Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
Dari pelaksanaan tindakan I dan tindakan II yang menerapkan metoda belajar secara bersama dalam kelompok dalam mata pelajaran IPS di Kelas VI, SD Negeri Sukamukti I diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 6
Prosentasi Perolehan Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I dan Siklus II
No Soal
Nilai
Siklus I
Siklus II
1
2
54,05%
91,89%
1
2,7%
5,41%
0
43,24%
2,7%
2
2
75,68%
78,38%
1
8,11%
16,22%
0
16,22%
5,41%
3
2
72,97%
81,08%
1
2,7%
13,51%
0
24,32%
5,41%
4
2
70,27%

1
5,41%

0
24,32%

5
2
64,85%

1
5,41%

0
29,73%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa pada siklus I siswa yang mendapat nilai 2 atau jawaban siswanya "benar" mencapai 67,57% dari 22 siswa yang mengikuti tes. Sementara siswa yang mendapat nilai 1 atau menjawab "kurang tepat" prosentasinya mencapai 4,87%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 0 (nol) atau "salah" prosentasinya 27,57%. Pada silkus II, siswa yang mencapat nilai 2, perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi 8378%. Sementara itu siswa yang mendapat nilai 1 atau "kurang tepat" meningkat dari sebanyak 4,87% menjadi 11,71%, sedangkan yang mendapat 0 (nol) menurun dari 27,57% menjadi 1%.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab terakhir karya tulis ilmiah ini akan dicoba ditarik kesimpulan dari rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan terutama yang menyangkut hasil-hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian. Pada bab ini kesimpulan yang akan disainpaikan berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau problematika penelitian yang diajukan.

A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian tindakan kelas tentang penerapan metoda belajar secara bersama dalam kelompok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Sukaamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, maka dapat diambil kesimpulan :
1.  Pemilihan atau penetuan teman dalam membentuk kelompok belajar adalah didasarkan atas tempat duduk yang berdekatan. Teman yang duduk satu bangku dengan sendirinya menjadi teman kelompok. Kemudian pemilihan teman anggota kelompok belajar dan pemilihan satu orang teman lainnya lagi teman yang paling berdekatan dengan siswa tersebut.
2.  Keterampilan-keterapilan yang dikembangkan ketika siswa belajar secara bersama-sama dalam kelompok berdasarkan pendapat dan sikap siswa yang terungkap dari daftar cek yang diisi oleh seluruh siswa berkenaan aspek-aspek seperti yang terdapat dalam tabel 4 di atas.
3.  Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menerapkan metoda belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran IPS menunjukan peningkatan seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.
4.  Perolehan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS yang menerapkan metode belajar secara bersama dalam kelompok menunjukan peningkatan yang signifikan berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti ditunjukkan oleh tabel 6.

B.   Saran-saran
Untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS Kelas VI khususnya SD Negeri Sukamukti I seyogyanya guru selalu menerapkan metoda belajar mengajar yang bervariasi terutama metoda belajar mengajar yang menekankan kegiatan belajar mengajar siswa aktif. Metoda belajar secara bersama dalam kelompok menipakan salah satu metoda belajar mengajar yang dapat melibatkan siswa dengan kegiatan belajar mengajar karena dengan metoda ini siswa terlibat aktif dengan sesama teman untuk saling membantu dan bahu membahu dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dari gurunya.

DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1999), Penyempurnaan Penyesuaian Kurikulum1999, Jakarta, Depdikbud
IKIP Bandung, 1997, Seminar dan Lokakarya Pedoman P'engembangan Penelitian, Bandung, IKIP
Kasbolah, Kasihani, 1998/1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Ditjen Dikti, Depdikbud
Permana J, dan Sumantri M, 1999, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Ditjen Dikti, Depdikbud
Rasyidin, Waini, 2000, Layanan Mutu Guru Dalam Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran Siswa SD, Bandung, Laporan Penelitian: Tidak diterbitkan
Satori, Djam'an, 1997, Penelitian Tindakan Kelas Bagi Perbaikan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Seminar dan Lokakarya Pedoman Pengembangan Penelitian, Hal 34-56
Semiawan, Conny et. Al, 1985, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, Jakarta, PT Gramedia
Sudjana, Nana dan Arifin Daeng, 1988, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar mengajar, Bandung, Sinar Baru
Wellton DA Mallan, 1988, Children and Their World, Strategic for Teaching Social Studies, Boston Houston: Mifflin Company
Kurnidar et. AL, (2002, Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1: Untuk Sekolah Dasar Kelas 3 Bandung, PT Sarana Panca Karya Nusa .
Undang-undang Nomor 20, 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung, Fokusmedia

PERSIAPAN PENGAJARAN
(Tindakan Kelas Ke-I )
A.   Identitas                            :   
       Mata Pelajaran                   :    Ilmu Pengetahuan Sosisal
       Pokok Bahasan                  :    Globalisasi
       Sub Pokok Bahasan           :    Pengaruh Globalisasi
       Kelas/Smt                          :    VI (enam)/1 (satu)
       Waktu                                :    2 (dua) jam Pelajaran

Standar Kompetensi:
Kemampuan memahami:
1.  Peran masyarakat sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.
2. Kegiatan ekonomi negara Indonesia dan negara tetangga.
3.  Kenampakan alam dunia.
4.  Kedudukan masyarakat sebagai potensi bangsa dalam pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan nilai-nilai Pancasila.
Kompetensi Dasar:
Kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi.
Hasil Belajar:
Menguraikan dampak globalisasi.
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu
·      Menjelaskan terjadinya globalisasi dalam kehidupan masyarakat.
·      Membuat daftar perubahan perilaku masyarakat setempat sebagai dampak globalisasi.
·      Mengidentifikasi bukti-bukti globalisasi di lingkungan masyarakat. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.
B.   Langkah-langkah Kegiatan
1.  Kegiatan awal (10 menit)
   Mengkondisikan siswa ke arah situasi belajar kondusif,
   Mengabsen;
   Mengadakan tanya jawab sebagai bahan pengait (apersepsi)
2.  Kegiatan Inti (40) menit
   Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan dikusi bersama dalam kelompok yang akan dilakukan;
   Siswa menyimak sedikit cerita yang mengarah kepada pengertian globalisasi;
   Membangi siswa menjadi delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang siswa;
   Tiap-tiap kelompok diberi lembar LKS;
   Dalam kelompok siswa belajar bersama untuk menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS;
   Setiap siswa dalam kelompok menuliskan hasil jawaban dalam lembar kegiatan siswa yang telah disediakan;
   Tiap kelompok menyimpulkan hasil jawaban;
   Wakil dari setiap kelompok membacakan hasil jawaban di depan kelas satu persatu, sementara siswa lain menyimak dan menanggapi hasil jawaban teman lainnya;
   Guru mengumpulkan lembar hasil kegiatan siswa;
   Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti;
3.  Kegiatan akhir
   Siswa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru secara tertulis;
   Guru menyimpulkan seluruh kegiatan belajar yang telah dilakukan;
C.   Metode
Belajar Secara Bersama dalam kelompok
D.   Alat dan Sumber Belajar
       Alat                                    :    LKS
       Sumber                              :    GBPP IPS Kelas VI Depdikbud
                                                      Buku paket IPS Kelas VI Depdikbud
D.   Evaluasi
       Prosedur                            :    Selama proses dan akhir kegiatan
       Jenis tes                             :    Lisan
       Bentuk tes                         :    Uraian lisan
       Alat tes                              :    Butir soal

Butir Soal Tindaka Ke-1

Jelaskan atau sebutkan perbedaan di bawah ini :
1.  Jelaskan yang dimaksud globalisasi
2.  Ceritakan terjadinya perubahan lingkungan dan perilaku masyarakat akibat globalisasi ?
3.  Mengapa orang asing senang pergi ke Indonesia ?
4. 






    
Ceritakan perubahan yang terjadi pada gambar tersebut !
5.  Tuliskan  3 pengaruh globalisasi



PERSIAPAN PENGAJARAN
(Tindakan Kelas Ke -II)

A.   Identitas                            :   
       Mata Pelajaran                   :    Ilmu Pengetahuan Sosisal
       Pokok Bahasan                  :    Globalisasi
       Sub Pokok Bahasan           :    Pengaruh Globalisasi
       Kelas/Smt                          :    VI (enam)/1 (satu)
       Waktu                                :    2 (dua) jam Pelajaran

Standar Kompetensi:
Kemampuan memahami:
1.  Peran masyarakat sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.
2. Kegiatan ekonomi negara Indonesia dan negara tetangga.
3.  Kenampakan alam dunia.
4.  Kedudukan masyarakat sebagai potensi bangsa dalam pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan nilai-nilai Pancasila.
Kompetensi Dasar:
Kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi.
Hasil Belajar:
Menguraikan latar belakang berdirinya perusahaan asing di Indonesia.
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu
·      Menjelaskan beberapa alasan beroperasinya perusahaan-perusahaan asing di Indonesia:
·      Memberikan contoh keuntungan dan kerugian beroperasinya perusahaan asing di Indonesia:
B.   Langkah-langkah Kegiatan
1.  Kegiatan awal (10 menit)
   Mengkondisikan siswa ke arah situasi belajar kondusif,
   Mengabsen;
   Mengadakan tanya jawab sebagai bahan pengait (apersepsi)
2.  Kegiatan Inti (40) menit
   Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan dikusi bersama dalam kelompok yang akan dilakukan;
   Siswa menyimak sedikit cerita yang mengarah kepada pengertian globalisasi;
   Membangi siswa menjadi delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang siswa;
   Tiap-tiap kelompok diberi lembar LKS;
   Dalam kelompok siswa belajar bersama untuk menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS;
   Setiap siswa dalam kelompok menuliskan hasil jawaban dalam lembar kegiatan siswa yang telah disediakan;
   Tiap kelompok menyimpulkan hasil jawaban;
   Wakil dari setiap kelompok membacakan hasil jawaban di depan kelas satu persatu, sementara siswa lain menyimak dan menanggapi hasil jawaban teman lainnya;
   Guru mengumpulkan lembar hasil kegiatan siswa;
   Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti;
3.  Kegiatan akhir
   Siswa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru secara tertulis;
   Guru menyimpulkan seluruh kegiatan belajar yang telah dilakukan;
C.   Metode
Belajar Secara Bersama dalam kelompok
D.   Alat dan Sumber Belajar
       Alat                                    :    LKS
       Sumber                              :    GBPP IPS Kelas VI Depdikbud
                                                      Buku paket IPS Kelas VI Depdikbud
D.   Evaluasi
       Prosedur                            :    Selama proses dan akhir kegiatan
       Jenis tes                             :    Lisan
       Bentuk tes                         :    Uraian lisan
       Alat tes                              :    Butir soal
      
      

Butir Soal  Tindakan ke-2


Jelaskan dan beri tanggapan dari soal dibawah ini :
1.  Buatlah daftar perusahaan asing yang ada di daerahmu !
2.  Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi pengusaha ?
3.  Ceritakan gambar berikut ini :
                                                                   












Lembar Jawaban Siswa

Butir Soal Tindaka Ke-1

No. Urut      : ________________
Nama           : ________________

Butir Soal  Tindakan ke-2

No. Urut      : ________________
Nama           : ________________











Lembar Foto KBM